A. Sistem-sistem manajemen
1. Manajemen Bapak(paternalistic manajemen)
Dalam setiap perjuangan dan aktifitas organisasi para pengikut (bawahan) selalu mengikuti jejak bapak, manajer telah menerima kharisma dari bawahan atau pengikutnya sehingga para pengikut menganggap pimpinannya inilah yang paling baik, paling cerdik, paling benar.
Kebaikannya:
Jika bapak atau pemimpin tetap pada proporsi yang benar,pekerjaan sanggup dengan cepat di kerjakan,sehingg tujuan sanggup tercapai dengan baik.
Keburukannya:
1. Jika bapak tidak benar maka perusahaan akan hancur lantaran bawahannya akan turut menyeleweng.
2. Kemajuan orang terbatas,sebab hanya tergantug pada kecakapan bapak,bawahan hanya merupakan robot saja.
3. Kalau terjadi penggantian pimpinan maka pimpinan gres akan tidak ringan dan sepele untuk melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan lantaran para bawahan telah mengkultuskan pimpinan lamanya.
4. Para bawahan hanya menjadi orang yes man saja, sehingga daya fakir dan kreatifitasnya tidak ada.
2. Manajemen Tertutup
Manajer tidak memmemberikantahukan atau menginformasikan keadaan perusahaan kepada para bawahannya walaupun dalam batas-batas tertentu.
Kebaikan:
1. Kerahasiaan dan keadaan perusahaan sangat terjamin.
2. Pengambilan keputusan sangat cepat, lantaran tidak melibatkan partisipasi bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Keburukannya:
1. Para bawahan tidak mengetahui apakah perusahaan untung atau rugi.
2. Problem dan pemecahan problem yang di hadapi perusahaan hanya di hadapi manajer.
3. Tidak mempersiakan kader-kader penggantinya di masa depan.
4. Menimbulkan sifat apatis para bawahan terhadap problem yang di hadapi perusahaan atau orang.
Biasanya di terapkan oleh manajer yang diktatorial lantaran beliau menganggap yang paling cerdik, berkuasa dan sebagainya. Falsafah kepemimpinannya"Bawahan Untuk Manajer".
3. Manajemen Terbuka
1. Atasan banyak menginformasikan keadaan (rahasia) perusahaan kepada para bawahannya, sehingga bawahan dalam batas-batas tertentu mengetahui keadaan perusahaan (orang), dan semakin tinggi kedudukan bawahan semakin banyak ia mengetahui belakang layar perusahaan, tetapi belakang layar jabatan selalu di pegang teguh oleh manajer atau atasan.
2. Seorang manajer sebelum mengambil keputusan, terludang kecepeh berlalu dan silam memmemberikankan kesempatan kepada para bawahan untuk mengemukakan saran-saran atau pendapat, keputusan terakhir tetap berada di tangan manajer.
Kebaikan:
1. Para bawahan ikut memikirkan kesulian-ketidak ringan dan sepelean yang di hadapi . orang dan ikut pula memikirkan cara-cara pemecahan problem yang di hadapi dan menyebarkan usaha-usaha orang.
2. Para bawahan mengetahui arah yang diarnbil orang,sehingga kalau telah menjadi keputusan mereka tidak tidak tetap pendirian lagi untuk melaksanakan.
3. Para bawahan akan ludang kecepeh berangasan dan berpartisipasi tinggi pada tugasnya.
4. Para bawahan terbina dan terlatih sehingga pengkaderan berkembang dan berkesinambungan.
5. Akan menjadikan suatu kompetisi yang sehat sambil mereka berlomba lomba menyebarkan kecakapan dan kemampuannya.
6. Menimbulkan kolaborasi yang sernakin baik dan hubungan-hubungan yang semakin harmonis.
7. Menimbulkan perasaan senasib dan sepenanggungan serta solidaritas yang semakin baik.
Keburukan:
1. Pengambilan keputusan lama, bertele-tele ,biaya banyak, lantaran diadakan banyak pertemuan-pertemuan.
2. Rahasia keadaan orang/perusahaan kurang terjamin, lantaran kemungkinan para pejabat yang mengikuti pertemuan membocorkan.
3. Kecakapan dan kepemimpinan manajer akan di ketahui para bawahan sehingga wibawanya berkurang.
Biasanya di terapkan oleh manajer parsitipatif lantaran falsafah kepemimpinannya yakni manajer (atasan) itu untuk bawahan.
4. Manajemen Demokrasi
Pelaksana manajernen demokrasi hampir sama dengan mananjanen terbuka, khususnya dalam proses pengambilan keputusan, dimana para anggota / bawahan di ajak dan diikutsertakan berpartisipasi memmemberikankan saran-saran, pemikiran-pemikiran dan cara-cara pemecahan terhadap problem yang di hadapi.
Perbedaan administrasi demokrasi dengan administrasi terbuka :
1. MD hanya sanggup di lakukan dalam suatu organisasi, kalau setiap anggotanya memiliki hak bunyi yang sama ibarat MPR, DPR, dan koperasi. Sedangkan administrasi terbuka sanggup di laksanakan dalam orang atau perusahaan.
2. Dalam MD setiap anggota ikut memutuskan keputusan menurut bunyi terbanyak,sedangkan Manajemen terbuka keputusan di menetapkan oleh manajer saja.
Kebaikan:
1. Keputusan yang di ambil relative ludang kecepeh baik, lantaran di pikirkan dan di putuskan oleh orang banyak.
2. Kecenderungan untuk bertindak diktatorial sanggup di hindarkan.
3. Keputusan yang di ambil dipertanggung tpendapatkan oleh para anggota.
4. Ruang lingkup dan arah keputusan di ketahui oleh masyarakat.
Keburukan:
1. Biaya dan waktu untuk mengambil keputusan cukup usang bahkan berteletele.
2. Adanya tirani minoritas dari para anggota.
Sistem MD di kenal atas MD barat dan MD pancasila yang perbedaannya adalah:
a. Dalam MD keputusan di ambil selalu menurut atas jumlah bunyi terbanyak kalau jumlah bunyi seimbang(S0%: 50%) maka problem tidak jadi diputuskan.
b. MDP, keputusan di ambil menurut atas musyawarah dan mufakat untuk memperoleh kebulatan suara, kalau tidak tercapai di lakukan voting menurut jumlah bunyi terbanyak.
B. Pendekatan-pendekatan administrasi :
1. Pendekatan menurut kudang kecepeasaan (empirial case approach)
Manajernen di pelajari dari sudut sejarahnnya, asal usulnya menurut pengalaman-pengalaman faktual di masa lalu.
2. Pendekatan menurut kelakuan antar individu (interpersonal behavior approach)
Manajemen di pelajari menurut hubungan antar manusia,diakui tingkah laris hubungan manajer dengan bawahan, bawahan dan bawahansebagai manusia.
3. Pendekatan menurut kelakuan kelompok (goup behaviour approach)
Manajemen di pelajari dari psikologi sosial suatu studi teladan budaya mengenai susunan tingkah laris kelompok insan (organizational behaviour) yang di artikan sebagai system, teladan hubungan antar insan di antara kelompok.
4. Pendekatan system kolaborasi social (cooperative social system approach)
Manajemen di pelajari dari teori system atau merupakan belahan dari teori system tiruana manajer bekerja dalam suatu system social, manajer memimpin orang menurut kolaborasi manusia, kerja sarna ini timbul sebagai akhir adanya keterbatasan physic, biologi, psychology, dan sociologi.
5. Pendekatan system sosioteknik (socio technological system approach)
Memandang suatu orang sebagai dua system yaitu social system dan technical system yang kedua-duanya perlu ada interaksi yang harmonis. Makara orang dan administrasi yang dampak dan imbastif tidak hanya tergantung pada interaksi yang baik dari orang-orang tetapi juga pada lingkungan teknis di daerah mereka bekerja,cara bekerja, alat-alat yang di gunakan, ruangan dan keadaan cahaya daerah mereka bekerja.
6. Pendekatan Teori keputusan (decision theori approach)
Merupakan pemilihan secara rasional yang di titik beratkan pada keputusan rasional, logis dan ilmiah. Rational Decision yakni pemilihan di antara beberapa alternative yang merupakan cara tindakan yang menurut keputusan yang di ambil secara rasional. Jadi, rational decision harus di dasari oleh alternative-alternatif acara yang di memperbaiki, gres kemudian di pilih.
7. Pendekatan sentra komunikasi (communication center)
Menekankan pentingnya peranan komunikasi bagi manajer.
8. Pendekatan matematis (mathematical approach)
Melihat administrasi sebagar suatu system proses dalam model-model matematik, pendekatan ini di kenal sebagai operation research./operationalist yang mendasarkan pembahasan pada pendekatan mathematic dan telah menamakan dirinya sebagai manajement scientist. Jadi,dalam pengambilan keputusan selalu dengan sumbangan orang yang merupakan penerapan dari metode ilmiah terhadap masalah-masalah administrasi yang di kemukakan secara kuantitatif.
9. Pendekatan Situasional (contingency approach)
Mempelajari administrasi di dasarkan pada sifat situasional (sikon) internal dan eksternal orang pada ketika tersebut. Masalah-masalah yang di hadapi di selesaikan dan di atasi menurut situasional (sikon), sehingga pemecahan problem yang berbeda-beda dilakukan dengan cara yang berbeda-beda pula.
10. Pendekatan sumber daya insan (human resources/supportiveapproach)
Manajemen di pelajari dengan SDM sebagai dasar kajian/tinjauan. Masalah individu, kelompok kerja, lingkungan kerja, motivasi-motivasi apa yang sanggup meningkatkan produktivitas kerjanya.
11. Pendekatan kombinasi (operation approach)
Manajemen di pelajari menurut kombinasi sernua pendekatan diatas(1-10).
1. Manajemen Bapak(paternalistic manajemen)
Dalam setiap perjuangan dan aktifitas organisasi para pengikut (bawahan) selalu mengikuti jejak bapak, manajer telah menerima kharisma dari bawahan atau pengikutnya sehingga para pengikut menganggap pimpinannya inilah yang paling baik, paling cerdik, paling benar.
Kebaikannya:
Jika bapak atau pemimpin tetap pada proporsi yang benar,pekerjaan sanggup dengan cepat di kerjakan,sehingg tujuan sanggup tercapai dengan baik.
Keburukannya:
1. Jika bapak tidak benar maka perusahaan akan hancur lantaran bawahannya akan turut menyeleweng.
2. Kemajuan orang terbatas,sebab hanya tergantug pada kecakapan bapak,bawahan hanya merupakan robot saja.
3. Kalau terjadi penggantian pimpinan maka pimpinan gres akan tidak ringan dan sepele untuk melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan lantaran para bawahan telah mengkultuskan pimpinan lamanya.
4. Para bawahan hanya menjadi orang yes man saja, sehingga daya fakir dan kreatifitasnya tidak ada.
2. Manajemen Tertutup
Manajer tidak memmemberikantahukan atau menginformasikan keadaan perusahaan kepada para bawahannya walaupun dalam batas-batas tertentu.
Kebaikan:
1. Kerahasiaan dan keadaan perusahaan sangat terjamin.
2. Pengambilan keputusan sangat cepat, lantaran tidak melibatkan partisipasi bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Keburukannya:
1. Para bawahan tidak mengetahui apakah perusahaan untung atau rugi.
2. Problem dan pemecahan problem yang di hadapi perusahaan hanya di hadapi manajer.
3. Tidak mempersiakan kader-kader penggantinya di masa depan.
4. Menimbulkan sifat apatis para bawahan terhadap problem yang di hadapi perusahaan atau orang.
Biasanya di terapkan oleh manajer yang diktatorial lantaran beliau menganggap yang paling cerdik, berkuasa dan sebagainya. Falsafah kepemimpinannya"Bawahan Untuk Manajer".
3. Manajemen Terbuka
1. Atasan banyak menginformasikan keadaan (rahasia) perusahaan kepada para bawahannya, sehingga bawahan dalam batas-batas tertentu mengetahui keadaan perusahaan (orang), dan semakin tinggi kedudukan bawahan semakin banyak ia mengetahui belakang layar perusahaan, tetapi belakang layar jabatan selalu di pegang teguh oleh manajer atau atasan.
2. Seorang manajer sebelum mengambil keputusan, terludang kecepeh berlalu dan silam memmemberikankan kesempatan kepada para bawahan untuk mengemukakan saran-saran atau pendapat, keputusan terakhir tetap berada di tangan manajer.
Kebaikan:
1. Para bawahan ikut memikirkan kesulian-ketidak ringan dan sepelean yang di hadapi . orang dan ikut pula memikirkan cara-cara pemecahan problem yang di hadapi dan menyebarkan usaha-usaha orang.
2. Para bawahan mengetahui arah yang diarnbil orang,sehingga kalau telah menjadi keputusan mereka tidak tidak tetap pendirian lagi untuk melaksanakan.
3. Para bawahan akan ludang kecepeh berangasan dan berpartisipasi tinggi pada tugasnya.
4. Para bawahan terbina dan terlatih sehingga pengkaderan berkembang dan berkesinambungan.
5. Akan menjadikan suatu kompetisi yang sehat sambil mereka berlomba lomba menyebarkan kecakapan dan kemampuannya.
6. Menimbulkan kolaborasi yang sernakin baik dan hubungan-hubungan yang semakin harmonis.
7. Menimbulkan perasaan senasib dan sepenanggungan serta solidaritas yang semakin baik.
Keburukan:
1. Pengambilan keputusan lama, bertele-tele ,biaya banyak, lantaran diadakan banyak pertemuan-pertemuan.
2. Rahasia keadaan orang/perusahaan kurang terjamin, lantaran kemungkinan para pejabat yang mengikuti pertemuan membocorkan.
3. Kecakapan dan kepemimpinan manajer akan di ketahui para bawahan sehingga wibawanya berkurang.
Biasanya di terapkan oleh manajer parsitipatif lantaran falsafah kepemimpinannya yakni manajer (atasan) itu untuk bawahan.
4. Manajemen Demokrasi
Pelaksana manajernen demokrasi hampir sama dengan mananjanen terbuka, khususnya dalam proses pengambilan keputusan, dimana para anggota / bawahan di ajak dan diikutsertakan berpartisipasi memmemberikankan saran-saran, pemikiran-pemikiran dan cara-cara pemecahan terhadap problem yang di hadapi.
Perbedaan administrasi demokrasi dengan administrasi terbuka :
1. MD hanya sanggup di lakukan dalam suatu organisasi, kalau setiap anggotanya memiliki hak bunyi yang sama ibarat MPR, DPR, dan koperasi. Sedangkan administrasi terbuka sanggup di laksanakan dalam orang atau perusahaan.
2. Dalam MD setiap anggota ikut memutuskan keputusan menurut bunyi terbanyak,sedangkan Manajemen terbuka keputusan di menetapkan oleh manajer saja.
Kebaikan:
1. Keputusan yang di ambil relative ludang kecepeh baik, lantaran di pikirkan dan di putuskan oleh orang banyak.
2. Kecenderungan untuk bertindak diktatorial sanggup di hindarkan.
3. Keputusan yang di ambil dipertanggung tpendapatkan oleh para anggota.
4. Ruang lingkup dan arah keputusan di ketahui oleh masyarakat.
Keburukan:
1. Biaya dan waktu untuk mengambil keputusan cukup usang bahkan berteletele.
2. Adanya tirani minoritas dari para anggota.
Sistem MD di kenal atas MD barat dan MD pancasila yang perbedaannya adalah:
a. Dalam MD keputusan di ambil selalu menurut atas jumlah bunyi terbanyak kalau jumlah bunyi seimbang(S0%: 50%) maka problem tidak jadi diputuskan.
b. MDP, keputusan di ambil menurut atas musyawarah dan mufakat untuk memperoleh kebulatan suara, kalau tidak tercapai di lakukan voting menurut jumlah bunyi terbanyak.
B. Pendekatan-pendekatan administrasi :
1. Pendekatan menurut kudang kecepeasaan (empirial case approach)
Manajernen di pelajari dari sudut sejarahnnya, asal usulnya menurut pengalaman-pengalaman faktual di masa lalu.
2. Pendekatan menurut kelakuan antar individu (interpersonal behavior approach)
Manajemen di pelajari menurut hubungan antar manusia,diakui tingkah laris hubungan manajer dengan bawahan, bawahan dan bawahansebagai manusia.
3. Pendekatan menurut kelakuan kelompok (goup behaviour approach)
Manajemen di pelajari dari psikologi sosial suatu studi teladan budaya mengenai susunan tingkah laris kelompok insan (organizational behaviour) yang di artikan sebagai system, teladan hubungan antar insan di antara kelompok.
4. Pendekatan system kolaborasi social (cooperative social system approach)
Manajemen di pelajari dari teori system atau merupakan belahan dari teori system tiruana manajer bekerja dalam suatu system social, manajer memimpin orang menurut kolaborasi manusia, kerja sarna ini timbul sebagai akhir adanya keterbatasan physic, biologi, psychology, dan sociologi.
5. Pendekatan system sosioteknik (socio technological system approach)
Memandang suatu orang sebagai dua system yaitu social system dan technical system yang kedua-duanya perlu ada interaksi yang harmonis. Makara orang dan administrasi yang dampak dan imbastif tidak hanya tergantung pada interaksi yang baik dari orang-orang tetapi juga pada lingkungan teknis di daerah mereka bekerja,cara bekerja, alat-alat yang di gunakan, ruangan dan keadaan cahaya daerah mereka bekerja.
6. Pendekatan Teori keputusan (decision theori approach)
Merupakan pemilihan secara rasional yang di titik beratkan pada keputusan rasional, logis dan ilmiah. Rational Decision yakni pemilihan di antara beberapa alternative yang merupakan cara tindakan yang menurut keputusan yang di ambil secara rasional. Jadi, rational decision harus di dasari oleh alternative-alternatif acara yang di memperbaiki, gres kemudian di pilih.
7. Pendekatan sentra komunikasi (communication center)
Menekankan pentingnya peranan komunikasi bagi manajer.
8. Pendekatan matematis (mathematical approach)
Melihat administrasi sebagar suatu system proses dalam model-model matematik, pendekatan ini di kenal sebagai operation research./operationalist yang mendasarkan pembahasan pada pendekatan mathematic dan telah menamakan dirinya sebagai manajement scientist. Jadi,dalam pengambilan keputusan selalu dengan sumbangan orang yang merupakan penerapan dari metode ilmiah terhadap masalah-masalah administrasi yang di kemukakan secara kuantitatif.
9. Pendekatan Situasional (contingency approach)
Mempelajari administrasi di dasarkan pada sifat situasional (sikon) internal dan eksternal orang pada ketika tersebut. Masalah-masalah yang di hadapi di selesaikan dan di atasi menurut situasional (sikon), sehingga pemecahan problem yang berbeda-beda dilakukan dengan cara yang berbeda-beda pula.
10. Pendekatan sumber daya insan (human resources/supportiveapproach)
Manajemen di pelajari dengan SDM sebagai dasar kajian/tinjauan. Masalah individu, kelompok kerja, lingkungan kerja, motivasi-motivasi apa yang sanggup meningkatkan produktivitas kerjanya.
11. Pendekatan kombinasi (operation approach)
Manajemen di pelajari menurut kombinasi sernua pendekatan diatas(1-10).
Advertisement