'/> Insentif : Definisi, Tujuan, Jenis, Proses Dan Syarat Pemdiberian Insentif

Info Populer 2022

Insentif : Definisi, Tujuan, Jenis, Proses Dan Syarat Pemdiberian Insentif

Insentif : Definisi, Tujuan, Jenis, Proses Dan Syarat Pemdiberian Insentif
Insentif : Definisi, Tujuan, Jenis, Proses Dan Syarat Pemdiberian Insentif
Pengertian Insentif :
Menurut Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (1984 : 1) :Insentif adalah pengupahan yang memmemberikankan imbalan yang berbeda sebab memang prestasi yang berbeda. Dua orang dengan jabatan yang sama sanggup mendapatkan insentif yang berbeda sebab bergantung pada prestasi. Insentif yakni suatu bentuk dorongan finansial kepada karyawan sebagai balas jasa perusahaan kepada karyawan atas prestasi karyawan tersebut. Insentif merupakan sejumlah uang yang di masukkan pada upah dasar yang di memberikankan perusahaan kepada karyawan.
Menurut Nitisemito (1996:165), insentif adalah penghasilan aksesori yang akan dimemberikankan kepada para karyawan yang sanggup memmemberikankan prestasi sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Menurut Pangabean (2002 : 93, Insentif adalah kompensasi yang mengaitkan honor dengan produktivitas. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang dimemberikankan kepada mereka yang sanggup bekerja melampaui sesuai ketentuan yang telah ditentukan.

Tujuan Pemmemberikanan Insentif :
Fungsi utama dari insentif yakni untuk memmemberikankan tanggungtpendapat dan dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan tujuan utama pemmemberikanan insentif yakni untuk meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok (Panggabean, 2002 : 93).
Secara ludang kecepeh spesifik tujuan pemmemberikanan Insentif sanggup dibedakan dua golongan yaitu:
a. Bagi Perusahaan.
Tujuan dari terlaksanakan insentif dalam perusahaan khususnya dalam kegiatan produksi yakni untuk meningkatkan produkstivitas kerja karyawan dengan jalan mendorong/merangsang biar karyawan :
1) Bekerja ludang kecepeh bersemangat dan cepat.
2) Bekerja ludang kecepeh disiplin.
3) Bekerja ludang kecepeh kreatif.
b. Bagi Karyawan
Dengan adanya pemmemberikanan insentif karyawan akan menerima keuntungan :
1) Standar prestasi sanggup diukur secara kuantitatif.
2) Standar prestasi di atas sanggup dipakai sebagai dasar pemmemberikanan balas jasa yang diukur dalam bentuk uang.
3) Karyawan harus ludang kecepeh ulet biar sanggup mendapatkan uang ludang kecepeh besar.

Jenis/Tipe Insentif :
Menurut Manullang (1981:141), tipe insentif ada dua yaitu:
a. Finansial insentif
Merupakan dorongan yang bersifat keuangan yang bukan saja mencakup gaji-gaji yang pantas. Tetapi juga termasuk didalamnya kemungkinan memperoleh cuilan dari keuntungan perusahaan dan soal-soal kesejahteraan yang mencakup pemeliharaan jaminan hari tua, reciptaan, kesehatan dan lain-lain.
b. Non finansial insentif.
Ada 2 elemen utama dari non finansial insentif, yaitu :
1. Keadaan pekerjaan yang memuaskan yang mencakup daerah kerja, jam kerja, kiprah dan rekan kerja.
2. Sikap pimpinan terhadap harapan masing-masing karyawan ibarat jaminan pekerjaan, promosi, keluhan-keluhan, hiburan-hiburan dan kekerabatan dengan atasan.

Menurut Gary Dessler (1997 : 141), jenis rencana insentif secara umum adalah:
a. Program insentif individual memmemberikankan pemasukan ludang kecepeh dan di atas honor pokok kepada karyawan individual yang memenuhi satu sesuai ketentuan kinerja individual spesifik. Bonus di daerah dimemberikankan, umumnya untuk karyawan individual, atas prestasi yang belum diukur oleh sesuai ketentuan, ibarat tumpuan mengakui jam kerja yang usang yang dipakai karyawan tersebut bulan lalu.
b. Program insentif kelompok yakni ibarat rencana insentif individual namun memmemberikan upah ludang kecepeh dan di atas honor pokok kepada tiruana anggota tim knorma dan adab kelompok atau tim secara kolektif mencapai satu sesuai ketentuan yang khusus kinerja, produktivitas atau sikap sehubungan dengan kerja lainnya.
c. Rencana pembagian keuntungan secara umum merupakan kegiatan insentif di seluruh organisasi yang memmemberikankan kepada karyawan satu cuilan (share) dari keuntungan organisasi dalam satu periode khusus.
d. Program pembagian perolehan (gain sharing) yakni rencana upah di seluruh organisasi yang dirancang untuk memmemberikan imbalan kepada karyawan atas perbaikan dalam produktivitas organisasi.

Proses pemmemberikanan insentif :
Menurut Harsono (1987 : 85) proses pemmemberikanan insentif sanggup dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Proses Pemmemberikanan Insentif menurut kelompok
b. Proses Pemmemberikanan Insentif menurut perorangan

Rencana insentif individu bertujuan untuk memmemberikankan penghasilan aksesori selain honor pokok bagi individu yang sanggup mencapai sesuai ketentuan prestasi tertentu. Sedangkan insentif akan dimemberikankan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka juga meludang kecepehi sesuai ketentuan yang telah ditetapkan (Panggabean, 2002 :90-91).
Menurut Oangabean (2002:91) Pemmemberikanan insentif terhadap kelompok sanggup dimemberikankan dengan cara:
1. Seluruh anggota mendapatkan pembayaran yang sama dengan yang diterima oleh mereka yang paling tinggi prestasi kerjanya.
2. Semua anggota kelompok mendapatkan pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh karyawan yang paling rendah prestasinya.
3. Semua anggota mendapatkan pembayaran yang sama dengan rata-rata pembayaran yang diterima oleh kelompok.

Menurut Dessler (1997:154-157), insentif juga sanggup dimemberikankan kepada seluruh organisasi, tidak hanya menurut insentif individu atau kelompok. Rencana insentif seluruh organisasi ini antara lain terdiri dari:
1. Profit sharing plan, yaitu suatu rencana di mana kebanyakan karyawan membuatkan keuntungan perusahaan
2. Rencana kepemilikan saham karyawan, yaitu insentif yang dimemberikankan oleh perusahaan dimana perusahaan menyumbang saham dari stocknya sendiri kepada orang kepercayaan di mana sumbangan-sumbangan aksesori dibentuk setiap tahun. Orang kepercayaan mendistribusikan stock kepada karyawan yang mengundurkan diri (pensiun) atau yang terpisah dari layanan.
3. Rencana Scanlon, yaitu suatu rencana insentif yang dikembangkan pada tahun 1937 oleh Joseph Scanlon dan dirancang untuk mendorong kerjasama, keterlibatan dan banyak sekali tunjangan.
4. Gainsharing plans, yaitu rencana insentif yang melibatkan karyawan dalam suatu perjuangan bersama untuk mencapai target produktivitas dan pembagian perolehan.

Syarat Pemmemberikanan Insentif biar mencapai tujuan dari pemmemberikanan insentif
Menurut Panggabean (2002:92) syarat tersebut adalah:
1. Sederhana, peraturan dari sistem insentif harus singkat, terperinci dan sanggup dimengerti.
2. Spesifik, karyawan harus mengetahui dengan sempurna apa yang dibutuhkan untuk mereka lakukan.
3. Dapat dicapai, setiap karyawan memiliki kesempatan yang masuk nalar untuk memperoleh sesuatu.
4. Dapat diukur, target yang sanggup diukur merupakan dasar untuk memilih rencana insentif. Program dolar akan sia-sia (dan kegiatan memperbaiki akan terhambat), jikalau prestasi tertentu tidak sanggup dikaitkan dengan dolar yang dibelanjakan.

Menurut Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (1990 : 163) sifat dasar pengupahan biar proses pemmemberikanan insentif berhasil:
a. Pembayaran hendaknya sederhana sehingga sanggup dimengerti dan dihitung oleh karyawan itu sendiri.
b. Penghasilan yang diterima karyawan seharusnya pribadi menaikkan output.
c. Pembayaran dilakukan secepat mungkin.
d. Standar kerja ditentukan dengan hati-hati. Standar kerja yang terlalu tinggi maupun rendah sanggup berakibat buruk.
e. Besarnya upah normal dengan sesuai ketentuan jam kerja hendaknya cukup merangsang pekerja untuk bekerja ludang kecepeh giat.
Advertisement

Iklan Sidebar