'/> Stres Kerja : Definisi, Kategori, Dan Faktor Penyebab Stres Kerja

Info Populer 2022

Stres Kerja : Definisi, Kategori, Dan Faktor Penyebab Stres Kerja

Stres Kerja : Definisi, Kategori, Dan Faktor Penyebab Stres Kerja
Stres Kerja : Definisi, Kategori, Dan Faktor Penyebab Stres Kerja
Definisi Stres Kerja
Menurut Anwar (1993:93) Stres kerja ialah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya.
Yoder dan Staudohar (1982 : 308) mendefinisikan Stres Kerja ialah Job kehilangan nalar s refers to a physical or psychological deviation from the normal human state that is caused by stimuli in the work environment. yang kurang ludang kecepeh mempunyai arti suatu tekanan akhir bekerja juga akan mensugesti emosi, proses berpikir dan kondisi fisik seseorang, di mana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan daerah individu tersebut berada.
Beehr dan Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002:17), mendefinisikan kehilangan nalar kerja sebagai suatu proses yang menimbulkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang lantaran pekerjaan, daerah kerja atau situasi kerja yang tertentu.
Stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mensugesti emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Jika seseorang / karyawan mengalami kehilangan nalar yang terlalu besar maka akan sanggup menganggu kemampuan seseorang / karyawan tersebut untuk menghadapi lingkungannya dan pekerjaan yang akan dilakukannya(Handoko 1997:200)
Menurut Pandji Anoraga (2001:108), kehilangan nalar kerja ialah suatu bentuk tpendapat seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkunganya yang dirasakan mengganggu dan menimbulkan dirinya terancam.
Gibson dkk (1996:339), menyatakan bahwa kehilangan nalar kerja ialah suatu tpendapat adaptasi diperantarai oleh perbedaan- perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau kejadian yang tetapkan undangan psikologis dan
atau fisik berludang kecepehan kepada seseorang.

Kategori Stres Kerja
Menurut Phillip L (dikutip Jacinta, 2002), seseorang sanggup dikategorikan mengalami kehilangan nalar kerja bila:
1. Urusan kehilangan nalar yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan daerah individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, lantaran kasus rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan kasus pekerjaan yang terbawa ke rumah sanggup juga menjadi penyebab kehilangan nalar s kerja.
2. Mengakibatkan beresiko negatif bagi perusahaan dan juga individu.
3. Oleh risikonya diharapkan kerjasama antara kedua belah pihak untuk menuntaskan problem kehilangan nalar tersebut

Secara umum, seseorang yang mengalami kehilangan nalar pada pekerjaan akan menampilkan gejala-gejala yang meliputi 3 aspek, yaitu : Physiological, Psychological dan Behavior. (Robbins, 2003, pp. 800-802)

1. Physiological mempunyai indikator yaitu: terdapat perubahan pada metabolisme tubuh, meningkatnya kecepatan detak jantung dan napas, meningkatnya tekanan darah, timbulnya sakit kepala dan menimbulkan serangan jantung.
2. Psychological mempunyai indikator yaitu: terdapat ketidakpuasan kekerabatan kerja, tegang, gelisah, cemas, memperringan dan sepele marah, kebosanan dan sering menunda pekerjaan.
3. Behavior mempunyai indikator yaitu: terdapat perubahan pada produktivitas, ketidakdatang an dalam jadwal kerja, perubahan pada selera makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, berbicara dengan intonasi cepat, memperringan dan sepele gelisah dan susah tidur

Faktor Penyebab Stres Kerja
Menurut (Robbin, 2003, pp. 794-798) penyebab kehilangan nalar itu ada 3 faktor yaitu:
1. Faktor Lingkungan.
Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:
1. Perubahan situasi bisnis yang membuat ketidakpastian ekonomi. Bila perekonomian itu menjadi menurun, orang menjadi semakin mencemaskan kesejahteraan mereka.
2. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu menyerupai yang terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari banyak sekali kalangan yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini sanggup membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan lantaran ada yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para karyawan terlambat masuk kerja.
3. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka hotel pun menambah peralatan gres atau membuat sistem baru. Yang membuat karyawan harus mempelajari dari awal dan mengikuti keadaan dengan itu.
4. Terorisme ialah sumber kehilangan nalar yang disebabkan lingkungan yang semakin meningkat dalam kala ke 21, menyerupai dalam kejadian penabrakan gedung WTC oleh para teroris, menimbulkan orang-orang Amerika merasa terancam keamanannya dan merasa kehilangan nalar .

2. Faktor Organisasi
Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang sanggup menimbulkan kehilangan nalar . Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menuntaskan kiprah dalam kurun waktu terbatas, beban kerja berludang kecepehan, bos yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan. Dari beberapa pola diatas, penulis mengkategorikannya menjadi beberapa faktor dimana contoh-contoh itu terkandung di dalamnya. Yaitu:
1. Tuntutan kiprah merupakan faktor yang terkait dengan tuntutan atau tekanan untuk menunaikan tugasnya secara baik dan benar.
2. Tuntutan kiprah berafiliasi dengan tekanan yang dimemberikankan pada seseorang sebagai fungsi dari kiprah tertentu yang dimainkan dalam organisasi itu.
Konflik kiprah membuat berharap-berharap yang barangkali tidak ringan dan sepele dirujukkan atau dipuaskan. Keludang kecepehan kiprah terjadi kalau karyawan diharapkan untuk melaksanakan ludang kecepeh daripada yang dimungkinkan oleh waktu. Ambiguitas kiprah tercipta kalau berharap kiprah tidak dipahami dengan terang dan karyawan tidak niscaya mengenai apa yang harus dikerjakan.
3. Tuntutan antar langsung ialah tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain.
Kurangnya pertolongan sosial dari rekan-rekan dan kekerabatan antar langsung yang jelek sanggup menimbulkan kehilangan nalar yang cukup besar, khususnya di antara para karyawan yang mempunyai kebutuhan sosial yang tinggi.
4. Struktur Organisasi memilih tingkat diferensiasi dalam organisasi, tingkat hukum dan peraturan dan dimana keputusan itu diambil. Aturan yang berludang kecepehan dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berberesiko pada karyawan merupakan potensi sumber kehilangan nalar .

3. Faktor Individu
Faktor ini meliputi kehidupan langsung karyawan terutama faktor-faktor problem keluarga, kasus ekonomi langsung dan karakteristik kepribadian bawaan.
1. Faktor problem keluarga. Survei nasional secara konsisten memperlihatkan bahwa orang menganggap bahwa kekerabatan langsung dan keluarga sebagai sesuatu yang sangat berharga. Ketidak ringan dan sepelean pernikahan, pecahnya kekerabatan dan ketidak ringan dan sepelean disiplin belum dewasa merupakan pola kasus kekerabatan yang membuat kehilangan nalar bagi karyawan dan terbawa ke daerah kerja.
2. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak sanggup mengelola sumber daya keuangan mereka merupakan satu pola ketidak ringan dan sepelean langsung yang sanggup membuat kehilangan nalar bagi karyawan dan mengalihkan perhatian mereka dalam bekerja.
3. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting mensugesti kehilangan nalar ialah kodrat kecenderungan dasar seseorang. Artinya tanda-tanda kehilangan nalar yang diungkapkan pada pekerjaan itu tolong-menolong berasal dari dalam kepribadian orang itu.
Advertisement

Iklan Sidebar