Definisi Knowledge Management
Menurut Dr. Yogesh Malhotra (2003) president and founding chairman dari Brinnt Institute menyatakan bahwa “knowledge is the potential for action based upon data, information, insights, intuition and experience”. Yang artinya pengetahuan yaitu potensi untuk tindakan yang berdasar pada data, informasi, wawasan, intuisi dan pengalaman.
Tiwana (1999) mendefinisikan knowledge management secara luas dalam arti memanajemeni pengetahuan sebagai “ ...management of organizational knowledge for creating business value and generating a competitive advantage.” Knowledge Management memdiberikan kemampuan untuk mencipta, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan yang diharapkan dan berkhasiat bagi pencapaian tiruana jenis tujuan bisnis. Tiwana juga menjelaskan “Knowledge management is the ability to create and retain greater value from core business competencies." Knowledge Management menuntaskan problem bisnis partikular meliputi penciptaan dan penyebaran barang atau jasa inovatif, mengelola dan memperbaiki korelasi dengan para pelanggan, kawan dan pemasok, juga mengadministrasi serta meningkatkan praktek dan proses kerja.
Probst (2001) mengemukakan bahwa knowledge adalah keseluruhan bab dari pengetahuan yang ada dan keterampilan individu yang dipakai untuk memecahkan masalah. Knowledge tersebut terbagi dalam teori dan praktek yang pada umumnya berupa hukum dan petunjuk untuk mengambil keputusan. Knowledge bergantung pada data dan informasi yang dimiliki oleh suatu personal yang merefleksikan wacana suatu pendapat.
Menurut Laudon dan Laudon (2002), knowledge management berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk mencar ilmu dari lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan ke dalam proses bisnis. Knowledge Management yaitu serangkaian proses yang dikembangkan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut.
Menurut Honeycutt, (2000) Knowledge management yaitu suatu disiplin yang memperlakukan modal intelektual sebagai aset yang dikelola. Sistem knowledge management memdiberikan informasi yang sempurna kepada orang yang sempurna pada ketika yang tepat. Knowledge management mengubah pengalaman dan informasi menjadi hasil.
Barclay dan Murray (2002, p. 1) mendefinisikan knowledge management sebagai suatu acara bisnis yang mempunyai dua aspek penting, yaitu:
1. Memperlakukan komponen pengetahuan dalam aktivitas-aktivitas bisnis yang direfleksikan dalam strategi, kudang keringjakan, dan aneka macam praktek perusahaan secara keseluruhan.
2. Membuat suatu korelasi pribadi antara aset intelektual perusahaan baik yang explicit maupun tacit untuk mencapai tujuan perusahaan.
Jenis Penerapan Knowledge Management
Perbedaan yang paling signifikan di antara jenis knowledge yaitu tacit versus explicit (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Di dalam organisasi explicit knowledge tidak menjadi problem lantaran praktis didokumentasikan, diarsipkan, dan didiberi kode. Di lain pihak, tacit knowledge merupakan suatu tantangan tersendiri lantaran pengetahuan sering kali dirasakan sangat berharga untuk dibagikan dan dipakai dengan cara yang tepat. Pemahaman akan perbedaan kedua jenis knowledge ini sangatlah penting, dan yang perlu diperhatikan juga yaitu aplikasinya dengan cara yang berbeda untuk memindahkan jenis knowledge yang berbeda.
1. Tacit Knowledge
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui pengalaman yang susah untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et al.,2004). Tacit knowledge tidak dinyatakan dalam bentuk tulisan, melainkan sesuatu yang terdapat dalam benak orang-orang yang bekerja di dalam suatu organisasi.
Menurut Polanyi (1966) tacit knowledge secara umum dijabarkan sebagai:
1.Pemahaman dan aplikasi pikiran bawah sadar
2. Susah untuk diucapkan
3. Berkembang dari insiden pribadi dan pengalaman
4. Berbagi pengetahuan melalui percakapan (story-telling)
Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan sebagai personal knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dari individu (perorangan).
1.1. Personal Knowledge
Menurut Berkeley (1957, p. 23) pengetahuan insan bermula pada ketika orang mendapatkan ilham dimana kesan tersebut muncul dari perasaan dan sistem kerja pikiran atau dengan kata lain ilham dibuat dengan sumbangan dari memori dan imajinasi yang menambah, membagi, mengungkapkan perasaan sebenarnya.
Selanjutnya berdasarkan Bahm (1995, p. 199) penelitian pada sifat dasar pengetahuan sekadab mempertemukan perbedaan antara knower dan known, atau seringkali diartikan dalam istilah subject dan object, atau ingredient subjective dan objective dalam pengalaman. Pengalaman yang diperoleh tiap karyawan tentunya berbeda-beda berdasarkan situasi dan kondisi yang tidak sanggup diprediksi. Definisi experience yang diambil dari kamus bahasa Inggris yaitu the process of gaining knowledge or skill over a period of time through seeing and doing things rather than through studying. Yang artinya proses memperoleh pengetahuan atau kemampuan selama periode tertentu dengan melihat dan melaksanakan hal-hal daripada dengan belajar.
Davenport dan Prusak dalam Martin (2010, p. 2) mendefinisikan personal knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information and expert insight that provides a framework for evaluating and incorporating new experiences and information.” Secara garis besar, berarti campuran dari pengalaman, skor – skor, informasi kontekstual, dan wawasan luas yang menyediakan sebuah kerangka pengetahuan untuk mengpenilaian dan menggabungkan pengalaman – pengalaman dan
informasi yang baru.
Menurut Martin (2010), personal knowledge didapat dari isyarat formal dan informal. Personal knowledge juga termasuk ingatan, story-telling, korelasi pribadi, buku yang telah dibaca atau ditulis, catatan, dokumen, foto, intuisi, pengalaman, dan segala sesuatu yang dipelajari, mulai dari pekarangan sampai pengembangan nuklir.
2. Explicit Knowledge
Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang praktis untuk dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al., 2004). Menurut pernyataan Polanyi (1966) pada ketika tacit knowledge sanggup dikontrol dalam benak seseorang, explicit knowledge justru harus bergantung pada pemahaman dan aplikasi secara tacit, maka dari itu tiruana pengetahuan berakar dari tacit knowledge. Secara umum explicit knowledge sanggup dijabarkan sebagai:
1. Dapat diucapkan secara sempurna dan resmi
2. Praktis disusun, didokumentasikan, dipindahkan, dibagi, dan dikomunikasikan
Penerapan explicit knowledge ini ludang keringh praktis lantaran pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk goresan pena atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap karyawan sanggup mempelajarinya secara independent.
2.1 Job Procedure
Secara terpisah pengertian job yaitu a responsibility, duty or function, dan procedure yaitu a formal or official order or way of doing things. Makara pengertian job procedure atau mekanisme kerja yaitu tanggung balasan atau kiprah yang bersifat formal atau perintah resmi atau cara melaksanakan hal-hal. Berdasarkan pernyataan Anshori selaku pihak yang mencetuskan knowledge management, salah satu bentuk positif dari explicit knowledge yaitu Standard Operation Procedure.
Standard Operation Procedure atau mekanisme pengaplikasian dasar dibuat untuk mempertahankan kualitas dan hasil kerja. Dengan memakai Standard Operation Procedure maka tugas-tugas akan semakin praktis dikerjakan, juga tamu akan terbiasa dengan sistem pelayanan yang ada. Disamping itu Standard Operation Procedure diciptakan biar para tamu merasa nyaman dalam mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan. Standard Operation Procedure sendiri dalam pengaplikasiannya sangat fleksibel karyawan sanggup memdiberikan masukan berdasarkan pengetahuan yang didapat.
Ludang keringh lanjut berdasarkan Sulastiyono (2001, p. 244) Standard yaitu sebagai langkah awal untuk mendapatkan derajat kesesuaian suatu produk, dibandingkan dengan asa-asa tamu. Oleh alasannya yaitu itu, biar suatu jenis pekerjaan sanggup menghasilkan produk yang bakud dari waktu ke waktu, maka cara-cara mengerjakan untuk menghasilkan produk tersebut juga harus dilakukan dengan cara-cara yang bakud pula. Yang dimaksudkan dengan produk yang bakud adalah:
1. Memiliki derajat kesesuaian untuk pemakai.
2. Setiap jenis produk yang dihasilkan untuk digunakan, secara konsisten mempunyai spesifikasi yang sama.
Keuntungan-keuntungan yang sanggup diperoleh dengan adanya atau digunakannya Standard Operation Procedure adalah:
1. Mempunyai skor sebagai alat atau saluran komunikasi bagi manajemen dengan para staf dan para pelaksananya. Melalui Standard Operation Procedure, seluruh staf dan karyawan akan mengetahui secara jelas, berusaha untuk memahami wacana tujuan dan sasaran, serta kudang keringjakan dan mekanisme kerja perusahaan. Dengan demikian setiap orang dalam organisasi akan mendapatkan pesan yang terang dari Standard Operation Procedure tersebut.
2. Standard Operation Procedure juga sanggup dipakai sebagai alat atau teladan untuk melaksanakan training baik bagi para staf dan karyawan, serta bagi karyawan baru.
3. Standard Operation Procedure sanggup mengurangi waktu yang termembuang, dengan demikian diharapkan akan meningkatkan produktivitas kerja baik bagi manajemen ataupun bagi para staf dan karyawan. Apabila tidak tersedia manual pekerjaan, maka kalau terjadi sesuatu kesusahan dalam menuntaskan pekerjaan harus dicari lampau jalan pemecahannya, atau didiskusikan lampau dengan rekan sekerja dan atasannya, dan ini berarti memmembuang waktu. Lain halnya kalau cara penyelesaiannya sudah tersedia secara tertulis, maka akan ludang keringh cepat pengaplikasianya dan waktu ludang keringh banyak dihemat, serta sanggup ludang keringh dimanfaatkan untuk menuntaskan pekerjaan lain.
4. Dengan dibantu oleh pengawasan yang dilaksanakan dalam proses pekerjaan, maka Standard Operation Procedure sanggup dilaksanakan secara ludang keringh konsisten, dan menjamin terciptanya produk yang baku, sekalipun dikerjakan oleh orang-orang yang berbeda dan waktu pengaplikasian yang tidak bersamaan.
2.2 Technology
Teknologi merupakan salah satu elemen pokok yang terdapat pada knowledge management, dikenal sebagai media yang mempergampang penyebaran explicit knowledge. Berdasarkan pernyataan Gillingham dan Roberts (2006) awal mulanya knowledge management digerakkan oleh teknologi, khususnya explicit knowledge yang ludang keringh praktis disusun. Menurut Marwick (2001) teknologi bukanlah hal gres dalam knowledge management, dan pengalaman yang telah dibuat oleh para pakar sebelumnya menjadi materi pertidak seimbangan terbentuknya teknologi itu sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu teknologi yang mendukung knowledge management akan selalu berkembang dalam bentuk sistem-sistem yang mempergampang proses penyebaran knowledge. Salah satu teknologi paling mutakhir yang ketika ini dipakai oleh banyak perusahaan untukproses penyebaran knowledge yaitu intranet, dimana hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengakses knowledge dan melaksanakan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge secara ”on line”. Intranet merupakan salah satu bentuk teknologi yang diterapkan di Surabaya Plaza Hotel. Intranet atau yang disebut juga internal internet memperlihatkan kesempatan untuk memakai telekomunikasi yang maju yang telah dikembangkan dari internet. Menurut pendapat Merali peralatan menyerupai intranet dan internet dianggap sebagai sistem knowledge management yang utama untuk menjalankan dan mendukung lembaga diskusi dan praktek (1999). Intranet bukan merupakan jaringan tunggal juga bukan merupakan perangkat yang menghubungkan jaringan-jaringan menyerupai internet. Nama intranet dipakai sebagai perwujudan dimana baku dan alat- alat dikembangkan dalam internet dipakai untuk menyimpan dan mengirim data perusahaan kepada pengguna dalam jaringan internal
Elemen Pokok Knowledge
1. People
Yang berarti Knowledge Management berasal dari orang. People merupakan bentuk dasar untuk membentuk knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada knowledge.
2. Technology
Merupakan infrastruktur teknologi yang baku, konsisten, dan sanggup ditangguhkan dalam mendukung alat-alat perusahaan.
3. Processes
Yang terdiri dari menangkap, menyaring, mengesyahkan, mentransformasikan, dan mengembangkan knowledge ke seluruh perusahaan dikompliti dengan menjalankan mekanisme dan proses tertentu.
Menurut Dr. Yogesh Malhotra (2003) president and founding chairman dari Brinnt Institute menyatakan bahwa “knowledge is the potential for action based upon data, information, insights, intuition and experience”. Yang artinya pengetahuan yaitu potensi untuk tindakan yang berdasar pada data, informasi, wawasan, intuisi dan pengalaman.
Tiwana (1999) mendefinisikan knowledge management secara luas dalam arti memanajemeni pengetahuan sebagai “ ...management of organizational knowledge for creating business value and generating a competitive advantage.” Knowledge Management memdiberikan kemampuan untuk mencipta, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan yang diharapkan dan berkhasiat bagi pencapaian tiruana jenis tujuan bisnis. Tiwana juga menjelaskan “Knowledge management is the ability to create and retain greater value from core business competencies." Knowledge Management menuntaskan problem bisnis partikular meliputi penciptaan dan penyebaran barang atau jasa inovatif, mengelola dan memperbaiki korelasi dengan para pelanggan, kawan dan pemasok, juga mengadministrasi serta meningkatkan praktek dan proses kerja.
Probst (2001) mengemukakan bahwa knowledge adalah keseluruhan bab dari pengetahuan yang ada dan keterampilan individu yang dipakai untuk memecahkan masalah. Knowledge tersebut terbagi dalam teori dan praktek yang pada umumnya berupa hukum dan petunjuk untuk mengambil keputusan. Knowledge bergantung pada data dan informasi yang dimiliki oleh suatu personal yang merefleksikan wacana suatu pendapat.
Menurut Laudon dan Laudon (2002), knowledge management berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk mencar ilmu dari lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan ke dalam proses bisnis. Knowledge Management yaitu serangkaian proses yang dikembangkan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut.
Menurut Honeycutt, (2000) Knowledge management yaitu suatu disiplin yang memperlakukan modal intelektual sebagai aset yang dikelola. Sistem knowledge management memdiberikan informasi yang sempurna kepada orang yang sempurna pada ketika yang tepat. Knowledge management mengubah pengalaman dan informasi menjadi hasil.
Barclay dan Murray (2002, p. 1) mendefinisikan knowledge management sebagai suatu acara bisnis yang mempunyai dua aspek penting, yaitu:
1. Memperlakukan komponen pengetahuan dalam aktivitas-aktivitas bisnis yang direfleksikan dalam strategi, kudang keringjakan, dan aneka macam praktek perusahaan secara keseluruhan.
2. Membuat suatu korelasi pribadi antara aset intelektual perusahaan baik yang explicit maupun tacit untuk mencapai tujuan perusahaan.
Jenis Penerapan Knowledge Management
Perbedaan yang paling signifikan di antara jenis knowledge yaitu tacit versus explicit (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Di dalam organisasi explicit knowledge tidak menjadi problem lantaran praktis didokumentasikan, diarsipkan, dan didiberi kode. Di lain pihak, tacit knowledge merupakan suatu tantangan tersendiri lantaran pengetahuan sering kali dirasakan sangat berharga untuk dibagikan dan dipakai dengan cara yang tepat. Pemahaman akan perbedaan kedua jenis knowledge ini sangatlah penting, dan yang perlu diperhatikan juga yaitu aplikasinya dengan cara yang berbeda untuk memindahkan jenis knowledge yang berbeda.
1. Tacit Knowledge
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui pengalaman yang susah untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et al.,2004). Tacit knowledge tidak dinyatakan dalam bentuk tulisan, melainkan sesuatu yang terdapat dalam benak orang-orang yang bekerja di dalam suatu organisasi.
Menurut Polanyi (1966) tacit knowledge secara umum dijabarkan sebagai:
1.Pemahaman dan aplikasi pikiran bawah sadar
2. Susah untuk diucapkan
3. Berkembang dari insiden pribadi dan pengalaman
4. Berbagi pengetahuan melalui percakapan (story-telling)
Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan sebagai personal knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dari individu (perorangan).
1.1. Personal Knowledge
Menurut Berkeley (1957, p. 23) pengetahuan insan bermula pada ketika orang mendapatkan ilham dimana kesan tersebut muncul dari perasaan dan sistem kerja pikiran atau dengan kata lain ilham dibuat dengan sumbangan dari memori dan imajinasi yang menambah, membagi, mengungkapkan perasaan sebenarnya.
Selanjutnya berdasarkan Bahm (1995, p. 199) penelitian pada sifat dasar pengetahuan sekadab mempertemukan perbedaan antara knower dan known, atau seringkali diartikan dalam istilah subject dan object, atau ingredient subjective dan objective dalam pengalaman. Pengalaman yang diperoleh tiap karyawan tentunya berbeda-beda berdasarkan situasi dan kondisi yang tidak sanggup diprediksi. Definisi experience yang diambil dari kamus bahasa Inggris yaitu the process of gaining knowledge or skill over a period of time through seeing and doing things rather than through studying. Yang artinya proses memperoleh pengetahuan atau kemampuan selama periode tertentu dengan melihat dan melaksanakan hal-hal daripada dengan belajar.
Davenport dan Prusak dalam Martin (2010, p. 2) mendefinisikan personal knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information and expert insight that provides a framework for evaluating and incorporating new experiences and information.” Secara garis besar, berarti campuran dari pengalaman, skor – skor, informasi kontekstual, dan wawasan luas yang menyediakan sebuah kerangka pengetahuan untuk mengpenilaian dan menggabungkan pengalaman – pengalaman dan
informasi yang baru.
Menurut Martin (2010), personal knowledge didapat dari isyarat formal dan informal. Personal knowledge juga termasuk ingatan, story-telling, korelasi pribadi, buku yang telah dibaca atau ditulis, catatan, dokumen, foto, intuisi, pengalaman, dan segala sesuatu yang dipelajari, mulai dari pekarangan sampai pengembangan nuklir.
2. Explicit Knowledge
Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang praktis untuk dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al., 2004). Menurut pernyataan Polanyi (1966) pada ketika tacit knowledge sanggup dikontrol dalam benak seseorang, explicit knowledge justru harus bergantung pada pemahaman dan aplikasi secara tacit, maka dari itu tiruana pengetahuan berakar dari tacit knowledge. Secara umum explicit knowledge sanggup dijabarkan sebagai:
1. Dapat diucapkan secara sempurna dan resmi
2. Praktis disusun, didokumentasikan, dipindahkan, dibagi, dan dikomunikasikan
Penerapan explicit knowledge ini ludang keringh praktis lantaran pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk goresan pena atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap karyawan sanggup mempelajarinya secara independent.
2.1 Job Procedure
Secara terpisah pengertian job yaitu a responsibility, duty or function, dan procedure yaitu a formal or official order or way of doing things. Makara pengertian job procedure atau mekanisme kerja yaitu tanggung balasan atau kiprah yang bersifat formal atau perintah resmi atau cara melaksanakan hal-hal. Berdasarkan pernyataan Anshori selaku pihak yang mencetuskan knowledge management, salah satu bentuk positif dari explicit knowledge yaitu Standard Operation Procedure.
Standard Operation Procedure atau mekanisme pengaplikasian dasar dibuat untuk mempertahankan kualitas dan hasil kerja. Dengan memakai Standard Operation Procedure maka tugas-tugas akan semakin praktis dikerjakan, juga tamu akan terbiasa dengan sistem pelayanan yang ada. Disamping itu Standard Operation Procedure diciptakan biar para tamu merasa nyaman dalam mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan. Standard Operation Procedure sendiri dalam pengaplikasiannya sangat fleksibel karyawan sanggup memdiberikan masukan berdasarkan pengetahuan yang didapat.
Ludang keringh lanjut berdasarkan Sulastiyono (2001, p. 244) Standard yaitu sebagai langkah awal untuk mendapatkan derajat kesesuaian suatu produk, dibandingkan dengan asa-asa tamu. Oleh alasannya yaitu itu, biar suatu jenis pekerjaan sanggup menghasilkan produk yang bakud dari waktu ke waktu, maka cara-cara mengerjakan untuk menghasilkan produk tersebut juga harus dilakukan dengan cara-cara yang bakud pula. Yang dimaksudkan dengan produk yang bakud adalah:
1. Memiliki derajat kesesuaian untuk pemakai.
2. Setiap jenis produk yang dihasilkan untuk digunakan, secara konsisten mempunyai spesifikasi yang sama.
Keuntungan-keuntungan yang sanggup diperoleh dengan adanya atau digunakannya Standard Operation Procedure adalah:
1. Mempunyai skor sebagai alat atau saluran komunikasi bagi manajemen dengan para staf dan para pelaksananya. Melalui Standard Operation Procedure, seluruh staf dan karyawan akan mengetahui secara jelas, berusaha untuk memahami wacana tujuan dan sasaran, serta kudang keringjakan dan mekanisme kerja perusahaan. Dengan demikian setiap orang dalam organisasi akan mendapatkan pesan yang terang dari Standard Operation Procedure tersebut.
2. Standard Operation Procedure juga sanggup dipakai sebagai alat atau teladan untuk melaksanakan training baik bagi para staf dan karyawan, serta bagi karyawan baru.
3. Standard Operation Procedure sanggup mengurangi waktu yang termembuang, dengan demikian diharapkan akan meningkatkan produktivitas kerja baik bagi manajemen ataupun bagi para staf dan karyawan. Apabila tidak tersedia manual pekerjaan, maka kalau terjadi sesuatu kesusahan dalam menuntaskan pekerjaan harus dicari lampau jalan pemecahannya, atau didiskusikan lampau dengan rekan sekerja dan atasannya, dan ini berarti memmembuang waktu. Lain halnya kalau cara penyelesaiannya sudah tersedia secara tertulis, maka akan ludang keringh cepat pengaplikasianya dan waktu ludang keringh banyak dihemat, serta sanggup ludang keringh dimanfaatkan untuk menuntaskan pekerjaan lain.
4. Dengan dibantu oleh pengawasan yang dilaksanakan dalam proses pekerjaan, maka Standard Operation Procedure sanggup dilaksanakan secara ludang keringh konsisten, dan menjamin terciptanya produk yang baku, sekalipun dikerjakan oleh orang-orang yang berbeda dan waktu pengaplikasian yang tidak bersamaan.
2.2 Technology
Teknologi merupakan salah satu elemen pokok yang terdapat pada knowledge management, dikenal sebagai media yang mempergampang penyebaran explicit knowledge. Berdasarkan pernyataan Gillingham dan Roberts (2006) awal mulanya knowledge management digerakkan oleh teknologi, khususnya explicit knowledge yang ludang keringh praktis disusun. Menurut Marwick (2001) teknologi bukanlah hal gres dalam knowledge management, dan pengalaman yang telah dibuat oleh para pakar sebelumnya menjadi materi pertidak seimbangan terbentuknya teknologi itu sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu teknologi yang mendukung knowledge management akan selalu berkembang dalam bentuk sistem-sistem yang mempergampang proses penyebaran knowledge. Salah satu teknologi paling mutakhir yang ketika ini dipakai oleh banyak perusahaan untukproses penyebaran knowledge yaitu intranet, dimana hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengakses knowledge dan melaksanakan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge secara ”on line”. Intranet merupakan salah satu bentuk teknologi yang diterapkan di Surabaya Plaza Hotel. Intranet atau yang disebut juga internal internet memperlihatkan kesempatan untuk memakai telekomunikasi yang maju yang telah dikembangkan dari internet. Menurut pendapat Merali peralatan menyerupai intranet dan internet dianggap sebagai sistem knowledge management yang utama untuk menjalankan dan mendukung lembaga diskusi dan praktek (1999). Intranet bukan merupakan jaringan tunggal juga bukan merupakan perangkat yang menghubungkan jaringan-jaringan menyerupai internet. Nama intranet dipakai sebagai perwujudan dimana baku dan alat- alat dikembangkan dalam internet dipakai untuk menyimpan dan mengirim data perusahaan kepada pengguna dalam jaringan internal
Elemen Pokok Knowledge
1. People
Yang berarti Knowledge Management berasal dari orang. People merupakan bentuk dasar untuk membentuk knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada knowledge.
2. Technology
Merupakan infrastruktur teknologi yang baku, konsisten, dan sanggup ditangguhkan dalam mendukung alat-alat perusahaan.
3. Processes
Yang terdiri dari menangkap, menyaring, mengesyahkan, mentransformasikan, dan mengembangkan knowledge ke seluruh perusahaan dikompliti dengan menjalankan mekanisme dan proses tertentu.
Advertisement